Tiang Bendera

Pesona Laut dan Jejak Sejarah di Ujung Rote

Ada sesuatu yang istimewa saat berdiri di tepi laut Rote Ndao. Angin laut yang lembut, deburan ombak yang berulang, dan aroma asin yang menyelinap ke udara—semuanya berpadu membentuk harmoni alam yang menenangkan jiwa. Namun, di Desa Baadale, Kecamatan Lobalain, ada satu sudut yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga membisikkan kisah masa lalu: Tiang Bendera.

Perjalanan Singkat yang Memikat

Dari pusat Kota Ba’a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, Tiang Bendera hanya berjarak sekitar 5 km. Perjalanan dengan kendaraan bermotor memakan waktu ±10 menit. Jalan aspal yang mulus membuat perjalanan terasa ringan, dan sebelum sadar, kita sudah sampai di tepi pantai dengan pemandangan yang langsung memikat.

Di tengah hamparan laut, tampak sebuah batu karang besar yang berdiri kokoh. Saat air laut surut, batu ini dapat dicapai dengan berjalan kaki. Di atasnya, berdiri sebuah tugu peninggalan Belanda, dibangun pada tahun 1942. Meski diterpa ombak dan angin selama lebih dari tujuh dekade, tugu itu masih tegak, seolah menjadi penjaga setia lautan Rote.

Sekilas Mirip Tanah Lot

Banyak yang menyebut Tiang Bendera mirip Tanah Lot di Bali, namun ia memiliki pesona yang berbeda. Tanah Lot dikenal dengan pura, sedangkan Tiang Bendera menghadirkan kisah sejarah kolonial yang berpadu dengan keindahan laut. Sensasi berjalan menyeberang ke batu besar saat air surut memberi pengalaman yang tak terlupakan—langkah kaki di atas karang basah, suara ombak yang memecah di sisi kiri-kanan, dan semilir angin yang membuat kita semakin ingin berlama-lama.

Menikmati Senja yang Puitis

Bagi banyak pengunjung, waktu terbaik mengunjungi Tiang Bendera adalah sore hari. Saat matahari perlahan tenggelam, langit berubah menjadi kanvas oranye, merah, dan ungu. Siluet tugu di tengah laut menciptakan pemandangan yang begitu dramatis dan menenangkan. Ini adalah momen di mana kamera tak henti bekerja, dan hati pun terasa damai.

Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Selain menikmati pemandangan dan memotret, pengunjung dapat berenang di perairan sekitar, berinteraksi dengan masyarakat setempat, atau sekadar duduk di lopo sambil menikmati segarnya es kelapa muda yang dijual di warung terdekat. Di musim tertentu, pantai ini menjadi lokasi pertemuan warga untuk kegiatan budaya dan hiburan rakyat.

Fasilitas dan Akomodasi

Tiang Bendera dilengkapi dengan :

  1. Area parkir
  2. Toilet umum
  3. Area sampah
  4. Panggung kesenian
  5. Papan nama identitas
  6. Kios cenderamata
  7. Jaringan telepon dan internet yang sangat baik.
  8. Tiket masuknya pun terjangkau, hanya Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.
Pesan dari Laut dan Sejarah

Tiang Bendera bukan hanya tentang pemandangan indah atau tempat untuk berfoto. Ia adalah simbol keteguhan dan daya tahan. Tugu yang berdiri di atas batu, bertahan dari terjangan ombak selama puluhan tahun, seolah mengajarkan kita untuk tetap kokoh menghadapi perubahan zaman.

Peta Lokasi :

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *