Ra’a Rete
Ra’a Rete adalah makanan tradisional khas masyarakat Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, yang memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat, seperti Reba—perayaan tahunan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen dan kehidupan. Hidangan ini identik dengan kebersamaan, sebab proses pengolahannya sering melibatkan banyak orang, mulai dari penyembelihan babi hingga penyajian di tengah acara adat.
Bahan utama Ra’a Rete adalah daging babi, darah babi, dan kelapa parut yang disangrai. Bumbu pelengkapnya meliputi bawang merah, bawang putih, cabai, serai, daun jeruk purut, jahe, dan lengkuas. Daging babi direbus hingga empuk, kemudian dicampur dengan kelapa sangrai dan darah yang telah dibumbui, menghasilkan cita rasa gurih, sedikit pedas, dan beraroma rempah khas. Penyajian Ra’a Rete biasanya dilakukan saat acara penting sebagai simbol kemakmuran, penghormatan kepada leluhur, dan pengikat hubungan sosial dalam komunitas.
Lebih dari sekadar hidangan, Ra’a Rete adalah bagian dari identitas kuliner Bajawa yang mencerminkan nilai-nilai persaudaraan dan tradisi. Setiap suapannya membawa cerita tentang kerja sama, syukur, dan warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat Ngada.
Bayangkan semangkuk Ra’a Rete yang masih hangat, kelapa yang harum berpadu dengan wangi rempah, darah dan lemak daging yang menyatu menjadi hidangan penuh rasa dan makna. Ia bukan sekadar santapan, tapi juga lambang kemakmuran—karena babi yang dikorbankan melambangkan kekayaan dan keberanian masyarakat Bajawa. Sekali dihidangkan, setiap suapan adalah ajakan untuk meresapi tradisi, mengenang leluhur, dan merajut persaudaraan di tengah perayaan. Jadi, saat Ra’a Rete dihidangkan dalam sebuah acara adat, lebih dari sekadar makanan—ia adalah kisah, ikatan, dan jiwa komunitas Bajawa yang diwariskan dari generasi ke generasi.
