Kompleks Rumah Adat – Moni Koanara
Salah satu kekayaan budaya di Nusa Tenggara Timur adalah keberadaan kebudayaan Megalitik yang masih hidup selama ribuan tahun. Ciri Kebudayaan Megalitik adalah penggunaan batu-batu besar yang digunakan untuk struktur bangunan hunian, dan struktur bangunan yang digunakan untuk ritual seperti tugu batu (menhir), meja batu (dolmen), dan kubur batu (sarkofagus). Salah satu situs kebudayaan megalitik yang dapat kita temui di Kabupaten Ende adalah Kompleks Rumah Adat Moni Koanara. Situs ini berlokasi di Desa Koanara, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Wisatawan dapat datang berkunjung ke situs ini dengan transportasi darat dengan jarak 65 km atau sekitar 2 jam dari Bandara H. Hasan Aroeboedsman Ende. Untuk memudahkan wisatawan dalam navigasi, koordinat situs ini dapat ditemukan dengan nama “Kompleks Rumah Adat – Moni Koanara” di aplikasi Google Maps.
Situs Kompleks Rumah Adat Moni Koanara terdiri dari tiga jenis rumah adat, antara lain: Rumah Baku, Rumah Tinggal, dan Lumbung. Rumah Baku adalah bangunan rumah yang digunakan untuk menyimpan jenazah leluhur. Di dalam Rumah Baku di situs ini menyimpan sisa jenazah dari setidaknya 13 generasi dari masyarakat adat yang menghuni Kampung Adat ini. Rumah tinggal di Kampung Adat Moni ditandai dengan adanya kepala kerbau sebagai hiasan di depan pintu. Lumbung adalah tempat penyimpanan hasil panen masyarakat di Kampung Adat Moni, ciri yang dapat dilihat adalah atap alang-alang yang menjuntai sampai permukaan tanah. Selain ketiga jenis rumah di atas, juga terdapat Kanga yang merupakan pelataran tempat ritual dengan tugu batu yang disebut Tubu / Musu Mase.
Sebagai fasilitas penunjang di kawasan ini terdapat beberapa penginapan yakni Bintang Bungalow dan Legend Guesthouse. Harga sewa kamar di kedua penginapan ini relatif murah, hanya berkisar Rp. 200.000 per malam untuk satu kamar. Selain itu terdapat jaringan seluler yang cukup di kawasan ini.