Senja yang Menari di Walakiri

Di ufuk timur Sumba, ketika matahari mulai merunduk dan langit menggoreskan warna keemasan, Pantai Walakiri menyibak pesonanya yang mistis dan tak terlupakan. Di antara bisikan angin dan desir ombak yang halus, pepohonan mangrove kecil dengan bentuk meliuk seperti menari menyambut setiap langkah yang datang. Saat senja jatuh, siluet mereka berubah menjadi bayangan-bayangan magis di atas air, seolah para penari roh sedang menari dalam irama alam semesta yang tak kasat mata.

Walakiri bukan sekadar pantai. Ia adalah ruang pertemuan antara keheningan dan keajaiban, antara cinta dan ketenangan. Langitnya yang bersih membentang luas, menjadi panggung sempurna bagi warna-warna senja yang mengalir lembut di cakrawala. Suasana damai menyelimuti setiap sudut Pantai Walakiri—tempat di mana waktu seolah melambat untuk memberi ruang pada jiwa yang ingin bersandar, ia adalah cerita yang tak selesai ditulis, dan siap menunggu siapa pun yang ingin menjadi bagian darinya.

Perjalanan menuju Pantai Walakiri adalah sebuah awal dari kisah yang penuh pesona. Dari hiruk-pikuk kota Kupang, kamu akan terbang melintasi langit biru menuju Kota Waingapu di Sumba Timur — sebuah kota kecil yang hangat, di mana waktu berjalan lebih pelan dan alam masih bersenandung bebas. Dalam waktu sekitar satu jam penerbangan, kamu akan tiba di Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, gerbang menuju keajaiban timur Sumba. Setelah menapakkan kaki di Waingapu, petualangan darat dimulai. Jalanan yang membelah perbukitan dan padang savana akan membawamu menyusuri ±24 kilometer ke arah timur, menuju Desa Watumbaka, Kecamatan Pandawai. Hanya butuh sekitar 30 hingga 40 menit dengan mobil atau motor sewaan, dan kamu akan dibimbing oleh langit yang jernih serta angin laut yang mulai terasa mengalun dari kejauhan. Di sepanjang perjalanan, jejak-jejak Sumba yang otentik — rumah adat, kuda-kuda bebas, dan wajah-wajah ramah — menjadi teman perjalanan yang membuatmu tak sabar menapaki pasir lembut Walakiri.

Meski tersembunyi dalam ketenangan Sumba Timur, Pantai Walakiri tetap ramah bagi para pelancong. Di tepiannya, tersedia area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua maupun empat, serta beberapa warung sederhana yang menyajikan kelapa muda dan kudapan lokal—cukup untuk menemani momen bersantai menatap senja. Fasilitas bilas dan kamar mandi juga tersedia meski sederhana, memberikan kenyamanan bagi mereka yang ingin bermain air. Walakiri memang tak menawarkan kemewahan modern, namun justru di situlah pesonanya: menghadirkan pengalaman yang lebih dekat dengan alam, lebih jujur, dan lebih membumi.

Sumber : https://zulfikaralex.wordpress.com/
Sumber : https://zulfikaralex.wordpress.com/

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *